Saturday, February 23, 2013

Kemhan Gandeng 18 Negara Latihan Penanggulangan Teroris

(Foto: DMC)

23 Februari 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) menggandeng 18 negara yang terdiri dari negara-negara ASEAN dan 8 negara sahabat untuk berlatih bersama dalam menanggulangi bahaya teroris pada September mendatang.

"Latihan bersama ini dimaksudkan untuk menghadapi tantangan kejahatan terorisme yang semakin kompleks," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, seusai menghadiri coffee morning dengan para atase pertahanan dari negara-negara sahabat di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat (22/2).

Dalam waktu dekat, Kemhan juga akan mengadakan kegiatan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 2013 yang akan dilaksanakan pada 20–21 Maret 2013. "Tema pelaksanaan JIDD kali ini adalah ‘Pertahanan dan Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik’," kata Purnomo.

Dalam kegiatan JIDD tersebut, juga berlangsung The Asia Pacific Security and Defense Expo, yakni pameran dan konferensi yang bertujuan mempromosikan, menjalin kerja sama di bidang industri pertahanan, dan membuka peluang baru terkait industri pertahanan dan keamanan.

JIDD diadakan setiap tahun oleh Kemhan melalui Universitas Pertahanan Indonesia. JIDD merupakan wadah diskusi berbagai isu yang berkembang, khususnya di kawasan regional. JIDD merupakan forum para pemimpin, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan untuk bertemu serta mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan isu pertahanan dan keamanan. "Di JIDD juga akan mendiskusikan perkembangan keamanan terkini di wilayah regional," ujar Purnomo.

Melalui JIDD, Kemhan berharap terbangun kesepahaman dan hubungan saling menguntungkan di antara negara peserta. "Kami berharap JIDD bisa berkontribusi bagi lingkungan demi terciptanya tatanan damai di kawasan Asia Pasifik," tegas dia.

Forum Koordinasi

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di daerah dalam upaya implementasi pencegahan terorisme di seluruh wilayah Indonesia.

Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Agus Surya Bhakti, di Serang, Banten, Rabu (20/2), mengatakan pembentukan FKPT bertujuan menyinergikan upaya pencegahan terorisme yang melibatkan seluruh unsur masyarakat dan pemerintah daerah dengan berbasiskan penerapan nilai kearifan lokal.

Nilai kearifan lokal seperti tenggang rasa, gotong royong, saling menghormati, dan menghargai perbedaan dengan berbagai ragam aplikasi di wilayah Indonesia terbukti menjadi perekat dalam rangka nation building.

"Melalui FKPT, diharapkan nilai kearifan lokal di setiap daerah dapat diperkuat dan diinternalisasikan kembali dalam setiap lini kehidupan melalui berbagai kegiatan dengan melibatkan segenap komponen masyarakat," kata Agus Surya Bhakti saat menyampaikan paparan "Strategi Nasional Pencegahan Terorisme" pada pembentukan FKPT di Provinsi Banten.

Agus mengatakan forum koordinasi pencegahan terorisme merupakan forum nonpartisan sehingga kehadirannya diharapkan mampu menjalin koordinasi yang terpadu dan integratif, serta merangkul seluruh elemen masyarakat.

Koordinasi dan kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI/Polri, dan seluruh organisasi kemasyarakatan merupakan langkah nyata dalam upaya bersama mencegah berkembangnya terorisme.

Ia mengatakan perkembangan aksi terorisme saat ini telah terjadi dinamika dalam modus operandi dan peta kelompok radikal terorisme di Indonesia. Dinamika tersebut ditandai dengan pergeseran sasaran serangan yang tidak lagi hanya menyasar kepentingan warga negara asing, tetapi juga menjadikan kepentingan nasional dan aprat negara sebagai musuh dekat.

"Serangkaian teror dalam kurun waktu dua tahun terakhir semakin mencemaskan. Peristiwa bom buku, bom mesjid di Cirebon, bom gereja di Solo, penyerangan pos polisi di Solo, pembunuhan anggota polisi, serta ledakan bom di Poso adalah fakta empiris yang menunjukkan eksistensi jaringan kelompok radikal terorisme," kata Agus Surya Bhakti.

Oleh karena itu, kata dia, dengan pembentukan FKPT, diharapkan masyarakat yang majemuk dan memiliki tenggang rasa yang kuat semakin menyadari bahwa pencegahan terorisme bukan hanya tugas dari institusi pemerintah, Polri dan TNI, tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen masyarakat.

Sumber: Koran Jakarta

Dua SU-30 MK2 Baru Tiba di Lanud Sultan Hasanuddin

Pesawat angkut Antonov AN-124-100 menurunkan pesawat Sukhoi pesanan pemerintah Indonesia di Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Sabtu (23/2) dini hari. Dari enam pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 pesanan pemerintah Indonesia , dua diantaranya tiba di Lanud Hasanuddin. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/13)

23 Februari 2013, Makassar: TNI Angkatan Udara kembali menambah kekuatan udaranya dengan dua unit Flanker, yaitu dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus mengatakan, rencananya, dua pesawat ini akan diangkut dengan pesawat AN-124-100 dan mendarat di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar sekitar pukul 22.15 Wita, Jum'at (22/2/2013).

(Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/13)

Pesawat angkut AN-124-100 Flight Number VDA 6132 tersebut diterbangkan oleh Gorbunov Vladimir, berangkat dari Bandara Dzemgi Rusia, Rabu (21/2/2013) pukul 00.30 UTC dengan rute Bandara Nonoy Aquino Manila langsung menuju Lanud Sultan Hasanuddin Makassar.

Kedua Sukhoi SU-30 MK2 akan menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, dan akan bergabung dengan SU 27-SKM dan SU-30 MK2 terdahulu.

Saat ini TNI Angkatan Udara memiliki sepuluh unit pesawat Sukhoi buatan pabrik KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association).

TNI AL Akan Dilengkapi 11 Heli Antikapal Selam

Dalam kesempatan berbeda Kepala staf TNI AL Laksamana Marsetio mengatakan untuk menambah kemampuan dalam operasi tempur laut. TNI AL sedang dalam pengadaan 11 helikopter antikapal selam dan lima pesawat patrol maritim CN-235.

Hal tersebut dikatakan Marsekal saat menjadi inspektur upacara serah terima jabatan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) dari Laksamana Pertama Sugianto kepada Laksamana Pertama I Nyoman Nesa di Surabaya.

Pengadaan saat ini di Kementerian Pertahanan dengan anggaran yang sudah dialokasikan. “Hal ini merupakan cita-cita TNI AL, khususnya jajaran Puspenerbal, untuk kembali memiliki armada helikopter antikapal selam. Efek penangkalannya sangat diperlukan oleh Indonesia,” kata Marsetio.

"Kami harapkan 11 helikopter antikapal selam tersebut sudah bisa menjadi kebanggaan pada saat peringatan hari jadi TNI tahun 2014," katanya.

Ia mengemukakan, terkait dengan pengadaan helikopter tersebut saat ini sudah ada tiga perusahaan penyedia dan prosesnya sudah di Kementrian Pertahanan.

"Tiga perusahaan penyedia helikopter tersebut di antaranya berasal dari negara Amerika, Inggris dan Perancis," katanya.

Ia mengatakan, jika memang salah satu dari tiga penyedia barang tersebut mampu memenuhi spesifikasi yang ditentukan akan menang karena semua ini masuk dalam lelang terbuka.

"Dengan adanya pengadaan sebelas helikopter tersebut nantinya akan mengaktifkan kembali skuadron 100 yang dulu dimiliki oleh angkatan laut," katanya.

Hal ini, kata dia, akan mengingat kembali masa kejayaan tahun 1965 di mana saat itu, TNI AL memiliki skuadron 100 dengan didukung kendaraan helikopter antikapal selam.

Nyoman Nesa sebelumnya menjabat Komandan Korps Siswa Sekolah Staf dan Komando TNI sejak Juni 2012. Sementara Sugianto akan bertugas sebagai Staf Ahli Tingkat II Panglima TNI Bidang Kesejahteraan Prajurit di Mabes TNI.

Selama 2012, kegiatan pemantauan dan patroli maritime oleh unsure-unsur Puspenerbal mendeteksi 3.140 target/sasaran pengamatan di perairan yuridiksi nasional. Rinciannya, 20 kapal perang asing, 64 kapal survey, 1.884 kapal ikan, 555 kapal kargo, 33 kapal tanker, 125 kapal tongkang, 125 kapal curah tambang, 31 kapal penumpang, dan 571 obyek lain.

Sumber: KOMPAS/ANTARA Jatim

Thursday, February 21, 2013

Penerbang TNI AU Latihan Terbang Malam



20 Februari 2013, Palangkaraya, Kalimantan Tengah: Selama dua pekan ini para penerbang tempur Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Madiun, berlatih terbang malam. Profesionalisme pelaksanaan tugas penerbang jet tempur TNI AU itu menjadi tuntutan yang harus diwujudkan.

Penerbangan malam jet-jet tempur dari Skuadron Udara 3, Skuadron Udara 11, dan Skuadron Udara 14, ini juga agar para penerbang tempur itu semakin mahir mengendalikan pesawat-pesawat tempur itu. Siapa yang bisa menjamin pelaksanaan misi tempur cuma terjadi pada siang hari?

Berbeda dengan siang hari, menurut keterangan pejabat TNI AU setempat, di Madiun, Rabu, terbang malam memiliki kesulitan yang lebih tinggi karena hanya mengandalkan instrument yang ada di dalam cockpit.

Sehingga dengan latihan itu, diharapkan para penerbang mampu menyesuaikan keadaan, sehingga keahlian dan kemampuan terbang meningkat.

Terbang malam hari itu program kerja Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahjudi sebagai pangkalan operasi, serta upaya meningkatkan profesionalisme serta untuk mengantisipasi pelaksanaan tugas dalam segala kondisi.

Komandan Pangkan Udara Utama TNI AU Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, menekankan kepada para penerbang berlatih terbang malam sesuai prosedur dan perhatikan perkembanagan cuaca mengingat saat ini musim hujan, serta tak kalah penting perhatikan keselamatan terbang dan kerja.

Dalam latihan terbang malam tersebut digunakan jenis pesawat F-16 Fighting Falcon, F-5E Tiger II, dan HS Hawk Mk-53 dengan area latihan seperti siang hari yaitu Lanud Iswahjudi-Ponorogo-Tulungagung-Nganjuk-Surabaya-Solo, dan Ngawi, Jawa Timur.

Sumber: ANTARA News

Wednesday, February 20, 2013

Kemhan Masih Kaji Pembentukan Kogabwilhan dan Armada Tengah

Korvet KRI Fatahilah. (Foto: Ian Johnson)

20 Februari 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) masih membahas dan mengaji rencana Markas Besar TNI membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan. Kemhan juga masih mengaji rencana TNI AL membentuk Komando Armada RI Kawasan Tengah dan rencana pembangunan Komando Armada RI Kawasan Timur di Sorong, Papua.

"Saat ini Kemhan sedang membahas pembentukan kelembagaan-kelembagaan pertahanan itu," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (19/2).

Purnomo menjelaskan pembentukan kelembagaan akan dikaji secara komprehensif dan memperhatikan ancaman geografi. Tak hanya Kogabwilhan dan Armada Tengah, Kemhan juga sedang mengaji penambahan Komando Operasi Angkatan Udara dan kelembagaan di TNI AD. "Kita akan buat dulu semacam exercise untuk hal itu," ujarnya.

Kemhan membahas pengembangan kelembagaan pertahanan dalam rangka percepatan pencapaian kekuatan pokok minimal (minimum essential forces/MEF). "Seiring percepatan MEF yang awalnya ditargetkan pada 2024 dan dimajukan menjadi 2019, maka pembentukan kelembagaan akan dipercepat," jelas Menhan.

Sebelumnya, Markas Besar TNI memastikan satu dari tiga Kogabwilhan akan terbentuk pada Februari atau Maret 2013 ini. "Direncanakan pada bulan ini akan kita ajukan untuk organisasinya. Mudah-mudahanan awal tahun ini, antara Februari atau Maret, akan kita bentuk," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Adapun tahapan pembentukannya, Panglima menjelaskan, tinggal mengimplementasikan seperti yang tercatat dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi TNI. "Tinggal organisasi rinci dan tahapan pembentukannya yang kita susun," jelas Agus.

Tahap pertama, lanjut dia, Mabes TNI akan membentuk satu Kogabwilhan di wilayah barat, tepatnya di Mabes TNI. Kogabwilhan ini mengkaver dulu kegiatan operasi mabes TNI di seluruh Indonesia, sambil menunggu pembentukan di wilayah tengah dan timur.

Panglima menjelaskan, pembentukan Kogabwilhan untuk mengurangi tugas Panglima dalam mengendalikan semua kegiatan operasi TNI. "Saya memerlukan salah satu panglima komando wilayah pertahanan untuk memonitor kegiatan operasi," kata Panglima.

Selama ini pembinaan angkatan dilimpahkan ke kepala staf angkatan. Dan untuk operasi, Panglima menginginkan ada satu panglima yang mengendalikan seluruh operasi. "Sehingga ada panglima yang mengurusi operasi teritorial, operasi perbatasan, dan operasi-operasi lainnya. Jadi, semua akan terbagi dengan baik. Harapannya, semua operasi terkendali dengan baik," jelasnya. Sementara itu, untuk persoalan alat utama sistem senjata (alutsista) yang juga merupakan instrumen pencapaian MEF, Kemhan pun akan mempercepatnya. Purnomo mengatakan, Kemhan menargetkan mampu memenuhi 50 persen alutsista pada semester pertama 2014.

Artinya, selama 2013 ini Kemhan harus menggenjot pengadaan alutsista hingga 24 persen karena pencapaian MEF di 2012 hanya 26 persen. "Target pencapaian MEF kita mendekati 45-50 persen pada 2014 agar pembangunan kekuatan bisa dipercepat dalam dua kali renstra hingga 2019," jelas Purnomo.

Tak heran, pada 2013 ini Kemhan menargetkan bisa mendatangkan 45 jenis alutsista. Bahkan, Kemhan membuat tim khusus untuk membangun kekuatan itu. "Saat ini sudah sebagian besar dalam proses produksi. Sebagian sudah datang dan sebagian lagi sudah selesai," kata Purnomo.

Adapun alutsista yang belum selesai, jelas Purnomo, posisinya saat ini masih diproses di DPR dan Kementerian Keuangan. "Yang masih di DPR tinggal menunggu proses ke Kementerian Keuangan terkait pendanaan. Sedangkan yang di Kementerian Keuangan tinggal menunggu persetujuan pinjaman dan menunggu dikirim ke DPR untuk pencabutan tanda bintang," kata Menhan.

Dia yakin sebanyak 90 persen dari target 45 alutsista bisa selesai pada semester pertama 2014 mendatang. "Semoga akhir tahun ini persoalan regulasi selesai dan proses produksi bisa cepat dijalankan," jelasnya.

Sumber: Koran Jakarta

Pengamat: Rencana Pembelian Black Hawk Tepat

UH-60A Black Hawk dilengkapi External Stores Support System (ESSS), perangkat ini dapat membawa tangki bahan bakar hingga meningkatkan daya jelajah. (Foto: Sikorsky)

19 Februari 2013, Jakarta: Rencana pembelian helikopter serbu Black Hawk oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) disambut positif. TNI AD memang sangat membutuhkan helikopter serbu. Selama ini TNI AD masih memakai helikopter jenis Bell yang notabene sudah ketinggalan dari negara lain.

"Pilihan terhadap Black Hawk dinilai tepat. Apalagi TNI AD sangat membutuhkan pergerakan pasukan ke daerah-daerah terpencil. Selain harganya lebih murah dibandingkan helikopter serang Apache, Black Hawk dinilai merupakan helikopter multifungsi," kata pengamat militer dari Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Rizal Darma Putra kepada Koran Jakarta, kemarin.

Black Hawk bisa mengangkut pasukan ke daerah-daerah konflik dan juga dapat digunakan dalam penanganan bencana alam. Kelebihan lain, Black Hawk juga sudah teruji di medan pertempuran. Helikopter buatan Sikorsky Aircraft Corporation, Amerika Serikat (AS), sudah pernah diikutkan dalam pertempuran di Grenada, Panama, Iraq, Somalia, negara-negara Balkan, Afganistan, dan sejumlah pertempuran di Timur Tengah.

Helikopter yang pertama kali terbang pada 1974 ini masih digunakan hingga sekarang. Sejumlah negara yang menggunakan Black Hawk selain AS adalah Korea Selatan, Kolombia, dan Turki. Dari segi kegunaan, Wikipedia mencatat bahwa helikopter bermesin ganda ini mampu melakukan berbagai misi, terutama sebagai transportasi taktis pasukan.

AS bahkan menggunakan Black Hawk sebagai helikopter pengangkut pejabat penting pemerintah. Black Hawk dapat disematkan meriam 105 milimter Howitzer m-119 dengan 30 amunisi putaran. Black Hawk juga dilengkapi avionik canggih dan elektronik agar bisa meningkatkan kemampuan dalam kondisi ekstrem. Dia juga berharap TNI AD sudah memikirkan penempatan skuadron helikopter ini di masa mendatang agar pemakaiannya efektif.

Mesti Transparan

Rizal meminta agar Kemhan benar-benar transparan jika memang akan membeli Black Hawk. Rizal juga meminta Kemhan mengaji mulai dari perawatan, kelanjutan suku cadang, hingga spesifikasi yang akan diberikan. "Kontinuitas helikopter itu sangat penting untuk mengantisipasi jikalau di masa mendatang terjadi embargo," katanya.

Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati juga berharap Kemhan mengaji rencana pembelian itu seefektif dan seefisien mungkin. "Kalau perlu dilakukan riset yang mendalam sebelum menjatuhkan pilihan," ujarnya.

Riset yang diperlukan meliputi, apakah helikopter tersebut cocok dengan peta kekuatan pokok minimal yang sebelumnya telah ditetapkan. "Apakah helikopter itu juga cocok dengan geografis Indonesia. Dan apakah cocok dengan sistem pertahanan yang kita bangun," katanya.

Sebelumnya, Kemhan menyatakan sedang mengaji pembelian helikopter serbu Black Hawk. Kajian dilakukan karena rencana awal pembelian helikopter serang Apache terbentur dana, harganya terlampau mahal. Pembelian helikopter Apache sebenarnya sudah mendapatkan izin dari pemerintah AS, hanya saja Kemhan menginginkan jumlah yang banyak.

"Ya, masalahnya ada pada alokasi anggaran untuk pembelian helikopter serang yang terbatas. Kalau kita tidak bisa mendapatkan Apache yang cukup banyak, kita ingin Black Hawk. Yang terpenting, helikopter tempur kita itu cukup banyak dan bisa untuk membangun kekuatan," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro.

Namun begitu, Kemhan belum bisa memutuskan akan memilih helikopter jenis apa. Saat ini Kemhan sedang menghitung dari dana yang sudah disediakan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Ditargetkan, pembelian helikopter serang bisa terlaksana tahun ini. "Kita sedang mengejar waktu karena masa bakti kita kan tinggal tahun depan," jelasnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pertahanan yang masih dipercaya menjelaskan soal pembelian helikopter ini, Mayjen Ediwan Prabowo menjelaskan, pemerintah mengalokasikan 400 juta dollar AS untuk pembelian helikopter serang. Jika dibandingkan, uang sebesar itu hanya mampu untuk membeli 8 unit Apache karena kisaran harganya mencapai 45 juta dollar AS per unit. "Jika untuk membeli Black Hawk lebih banyak lagi, bisa mencapai 20 unit," kata Ediwan.

Sumber: Koran Jakarta

Monday, February 18, 2013

Pangarmabar Mendapat Brevet Kehormatan Pasukan Katak

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Arief Rudianto, S.E., berfoto bersama usai mendapat penyematan Brevet Kehormatan Pasukan Katak yang dilaksanakan oleh Komandan Komando Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Barat (Dansatkopaska Koarmabar) Kolonel Laut (P) R. Eko Suyatno dalam upacara di Lapangan Pondok Dayung Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/2).(Foto: Dispenarmabar)

18 Pebruari 2013, Jakarta: TIM Pasukan Katak dengan Combat Boat dan dua sea reder melaksanakann penyerangan dan penyergapan terhadap gerombolan kekuatan bersenjata yang berhasil mengendalikan satu pulau kecil salah satu Wilayah NKRI.

Dalam Pendadakan dan penyerangan tersebut mendapat perlawanan dari gerombolan kekuatan bersenjata.

Suara tembakan dan ledakan dari senjata terlihat dalam tembak-menembak di dermaga pulau tersebut.

Dengan kemampuan yang dimiliki tim Pasukan Katak sebagai pasukan elite TNI AL berhasil melumpuhkan para gerombolan bersejata serta menghancurkan markas gerombolan bersenjata.

Penyerbuan tersebut merupakan simulai penyematan Brevet Kehormatan Pasukan Katak kepada Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Arief Rudianto oleh Komandan Komando Pasukan Katak Komando Armabar RI Kawasan Barat (Dansatkopaska Koarmabar) Kolonel Laut (P) Eko Rebut Suyatno dalam upacara di Lapangan Pangkalan Angkatan Laut Pondok Dayung Tanjung Priok Jakarta, Jumat (15/1/2013).

Upacara penyematan Brevet Kehormatan Pasukan Katak dengan melibatkan dua kompi Pasukan Katak dengan menampilkan tenu pakaian tempur maupun pakaian Dinas lapangan (PDL) dengan Komandan upacara Kolonel Laut (P) Eko Ribut Suyatno.

Upacara penyematan Brevet Kopaska TNI AL ini dihadiri Laksmana Muda TNI Laksda TNI Herry Setianegara, S.sos, S.H, M.M Kasarmabar Laksma TNI M Atok Urrahman, Dan Guspurla Laksma TNI Tri Wahyudi Sukarno, SE, dan para pejabat Koarmabar.

Sumber: Harian Pelita

Sunday, February 17, 2013

Linud Kostrad Dilengkapi Alat Latih Terjun Statis 500



17 Februari 2013, Jakarta: Sebagai salah satu satuan andalan Kostrad, satuan Lintas Udara (Linud) sering dihadapkan pada tantangan di medan penugasan. Untuk mendukung hal tersebut, Kostrad bekerjasama dengan PT. DI membekali satuan Lintas Udara dengan alat khusus, yaitu Alat Latih Terjun Statis (ALTS) 500. Alat ini dilengkapi Parasut yang dapat berputar 360° didukung oleh perangkat komputer dan alat komunikasi jarak jauh.

Dengan alat khusus ini, prajurit yang diterjunkan ke sasaran dapat beroperasi secara efektif. Selain itu, dengan alat khusus ini diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan yang dialami penerjun.

Kelebihan lain, alat khusus ini nantinya dapat dikombinasikan lewat simulasi komputer, dimana penerjun dapat berinteraksi dengan lingkungan secara virtual melalui tampilan stereoskopik kacamata digital yang didalamnya terdapat informasi hasil penginderaan seperti suara melalui speaker atau Handphone.

Alat khusus ini sebelumnya telah diperagakan oleh Prajurit Yonif Linud-330 Kostrad yang dipimpin langsung Danyonif Linud-330 Kostrad Letkol Inf Andi Gunawan di hadapan Pangkostrad Letjen TNI M. Munir saat pelaksanaan Rapim dan Rakernis Kostrad TA. 2013 lalu di Madivif-1 Kostrad, Cilodong.

Sumber: KOSTRAD