Saturday, May 2, 2009

Paspampres Makin Waspada


2 April 2009, Jakarta -- Menyusul insiden pelemparan batu ke arah mobil dinas Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Kamis lalu, Pasukan Pengamanan Presiden kini meningkatkan kewaspadaan. Sampai saat ini belum dipastikan apakah insiden pelemparan itu dilakukan terencana atau secara spontan.

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayor Jenderal Marciano Norman menyampaikan hal itu, Jumat (1/5).

”Ke depan, tentunya kita tidak boleh mengabaikan hal seperti itu. Kewajiban Paspampres adalah meningkatkan kewaspadaannya. Paspampres berkoordinasi dengan polda dan kodam di wilayah. Pada setiap kegiatan VVIP, kami akan meningkatkan kewaspadaan,” ujar Marciano.

Paspampres bertanggung jawab mengamankan presiden dan wakil presiden beserta keluarganya dalam seluruh kegiatan mereka. Meskipun dilakukan peningkatan kewaspadaan, Marciano mengatakan, Paspampres saat ini tidak menambah jumlah personel keamanan.

Ia juga menegaskan, peningkatan kewaspadaan Paspampres ini tidak lantas mengisyaratkan bahwa insiden pelemparan batu ke mobil Wapres Kalla itu terjadi karena lemahnya kewaspadaan saat itu.

”Ring satu pengamanan kami kan rangkaian kendaraan, lemparan itu datang dari luar. Begitu dia melempar, kami langsung tangkap pelempar itu dalam waktu yang sangat singkat. Kalau tidak kami tangkap, berarti kami tidak waspada,” katanya

Marciano menjelaskan, pihak kepolisian dan Paspampres masih terus memeriksa Zulkarnaen (45), pelempar batu itu.
(KOMPAS)

Iran Memproduksi Destroyer

Kapal AL Iran P226 Falakhon, Kaman class missile boat

1 Mei 2009, Tehran -- Para ahli Iran berhasil mendisain dan memproduksi destroyer peluncur misil.

“Kami telah berhasil mendisain dan membuat sejumlah kapal untuk angkatan laut termasuk sebuah destroyer,” ujar Ahmad Karimi tenaga ahli Pagar System Company pada Mehr News Agency, Jumat, 30 April 2009.

Karimi mengatakan destroyer ini mempunyai panjang 100m dan berat 1200ton. Ditambahkannya tiga destroyer telah siap uji navigasi di laut Kaspia.

Destroyer cepat dan mampu bermanuver untuk digunakan sebagai pengawal kapal yang lebih besar dan melawan penyerang.

Mehr News Agency/@beritahankam

Radar Indonesia

Seorang peneliti asal LIPI mencoba radar pengawas pantai "Coastal Surveillance Radar" saat acara peluncuran radar pengawas pantai pertama buatan Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/4). Radar pengawas pantai yang diberi nama INDRA MX 2 tersebut merupakan hasil penelitian antara Perusahaan IT Solusi 247, ITB, LIPI serta Delft University Belanda.Radar tersebut memiliki daya jangkau hingga 40 Km dan telah di ujicoba di perairan Selat Sunda. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ss/nz/09)

1 April 2009, Bandung -- PT Utama Solusi 247 dan Radar & Communication Systems (RCS) selaku produsen radar maritim atau pantai pertama buatan Indonesia yang diberi nama "INDRA" atau Indonesia Radar siap menerima order pada Juni 2009, kata Direktur Utama RCS, Beno Pradekso di Bandung, Jumat.

INDRA resmi dipasarkan ketika diluncurkan bersamaan Seminar Nasional Radar III 2009 di hotel Savoy Homann Bandung, Kamis (30/4), sedangkan sepanjang 2009 ini akan diproduksi empat unit INDRA, namun bisa bertambah jika ada permintaan pasar.

Beno mengungkapkan, pembuatan satu unit radar membutuhkan waktu empat bulan, namun dia menolak memberitahukan harganya.

"Untuk harga belum bisa mematok dan akan dihitung secara spesifik oleh pihak marketing kami," ucapnya.

Beno optimistis pasar radar nasional dan regional cukup besar mengingat radar sangat penting untuk transportasi laut dan udara.

INDRA adalah radar maritim pertama yang diproduksi RCS yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET LIPI), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, DTE- FT UI.

Selain itu juga dibantu International Research Center for Telecommunication and Radar (IRCTR ) dari Technical University of Delf (TU-Delf) Belanda yang memang sudah sejak lama menguasai teknologi radar.

Dalam proses pengembangannya INDRA yang menghabiskan investasi Rp5 miliar ini akan mengoptimalisasi beberapa fungsi dasar radar yaitu menditeksi, mengukur dan menerjemahkan sinyal.
(ANTARA)

Friday, May 1, 2009

Danlanud Iswahjudi Tutup Pendidikan Transisi XI F-16 Figthing Falcon

Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro, S.Sos menyerahkan sertifikat tanda kelulusan Pendidikan Transisi pesawat tempur F-16/Fighting Falcon kepada Lettu Pnb Pandu Eka Prayoga. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi).

1 Mei 2009, Madiun -- Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi kembali berhasil melahirkan satu lagi Pilot tempur F-16/Fighting Falcon. Kelahiran seorang Pilot Tempur ini ditandai dengan upacara kemiliteran bertempat di Ruang Rapat Markas Lanud dengan Inspektur upacara Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro,S.Sos. (Kamis, 30/4)

Dengan ditutupnya pendidikan Transisi XI tahun 2009 tersebut, maka kekuatan penerbang pesawat tempur F-16 /Fighting Falcon bertambah satu lagi yakni Lettu Pnb Pandu Eka Prayoga yang alumnus AAU (Akademi Angkatan Udara) tahun 2004 dan Sekbang (Sekolah Penerbang) angkatan ke-72 tahun 2006.

Putra kelahiran Pasuruan 14 April 1983 ini telah berhasil menyelesaikan pendidikan Transisi F-16/Fighting Falcon selama 23 bulan (Mei 2007-April 2009). Dengan demikian Lettu Pnb Pandu Eka Prayoga berhak menyandang predikat ”Dragon 45”, yang merupakan panggilan kebanggaan Pilot pesawat tempur F-16/Fighting Falcon.

Sampai saat ini Pandu (panggilan akrabnya) telah mengantongi total jam terbang 425 jam 55 menit, dengan pesawat T-34/Charlie sebanyak 178 jam 50 menit dan F16/Fighting Falcon 247 jam 5 menit, jelas Pandu.

Komandan Lanud Iswahjudi dalam sambutan tertulisnya menyampaikan bahwa, pendidikan transisi merupakan tahapan pendidikan yang menentukan karier sebagai penerbang tempur, dan awal dari penerbang tempur operasional. Sementara untuk menjadi profesional dan handal masih diperlukan berbagai pendidikan dan pengalaman antara lain pendidikan lanjut sebagai Element Leader, Komandan Flight, instruktur, test flight dan lain-lainnya.

Lebih lanjut Marsma TNI Bambang Samoedro menyampaikan, bahwa Lanud Iswahyudi terus berupaya untuk menyiapkan personel penerbang yang profesional dengan program-progran pendidikan dan latihan. Meskipun harus berhadapan dengan keterbatasan jumlah dan jam terbang pesawat tempur yang ada saat ini. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan perkembangan alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang dibutuhkan dalam perang modern.

Justru dengan keterbatasan tersebut Lanud Iswahyudi terus berusaha tetap mampu memelihara peralatan yang ada dan menyelenggarakan pendidikan serta pelatihan sumber daya manusia agar tetap memiliki kemampuan dan kesiapan yang optimal, tegas Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro,S.Sos.

Upacara yang berlangsung khitmad tersebut dihadiri oleh Komandan Wing 3, Para Kadis, Dansat, pejabat Kasi keatas serta para penerbang yang ada di Lanud Iswahjudi.
(TNI AU)

Thursday, April 30, 2009

Kohanudnas Gelar Operasi Ambalat


30 April 2009, Balikpapan -- Kohanudnas menggelar Operasi Ambalat dengan sandi ‘Tameng Petir’ di tarakan. Operasi ini diikuti oleh 150 personil baik dari Lanud Balikpapan, Satuan radar 225 Tarakan, maupun awak pesawat dari Skadron Udara 32, Skadron Udara 31, Skadron Udara 8 dan skadron Udara.

Pada kesempatan Gelar Operasi tersebut, Pangkohanudnas marsda TNI Drajat Raharjo, SIP membuka sekaligus memimpin doa bersama di Gedung Terminal Bandara Juwata Tarakan diikuti oleh seluruh awak pesawat dan pendukung, Kepala Bandara Juwata Tarakan, Danlanud Balikpapan, Dansatrad 225 Tarakan serta dihadiri pula Walikota Tarakan beserta unsur Muspida dan pejabat lainnya.

Pada kesempatan tersebut, beliau mengajak segenap komponen bangsa untuk ikut peduli dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui operasi ini, diharapkan tidak ada lagi pelanggaran yang dilakukan Negara tertentu khususnya pelanggaran batas wilayah udara.

Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional juga turut memantau pelaksanaan Operasi secara langsung diatas perairan Ambalat menggunakan pesawat Hawk-100/200 pada penerbangan pertamanya.

Bandara Juwata Tarakan baru pertama kali didarati pesawat tempur TNI AU sejak diperpanjang menjadi 2250 meter, hal tersebut dikatakan Kabandara Juwata Tarakan Bapak Husni Djau, lebih jauh beliau mengatakan kesiapannya mendukung kelancaran Operasi Ambalat sepenuhnya karena semuanya ini bertujuan meningkatkan stabilitas keamanan khususnya di wilayah Kalimantan timur serta menjaga kedaulatan NKRI.
(TNI AU)

Danyon 751 Sentani Dicopot

Prajurit TNI Angkatan Darat Batalyon Infanteri 751/Berdiri Sendiri, Sentani, Papua (tengah, di balik pepohonan), Rabu (29/4), menyulut api di markas mereka, 30 kilometer di barat Jayapura. Mereka mengamuk dengan melemparkan benda keras ke arah kaca dan beberapa menembakkan senjata ke udara. Wakil Komandan Yonif 751/BS Mayor (Inf) Raimond Power Simanjuntak mengalami luka bocor di bagian kepala akibat terkena lemparan benda keras. (Foto: Kompas/AFP)

30 April 2009, Jayapura -- Komandan Batalyon Infanteri 751/Berdiri Sendiri (BS), Sentani, Kabupaten Jayapura Letkol Inf Lambok Sihotang dicopot dari jabatannya menyusul peristiwa mengamuknya ratusan anggota batalyon itu Rabu kemarin.

Kepala Staf Angkatan TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo mengatakan hal itu usai berdialog dengan anggota Yonif 751 di Jayapura, Kamis.

Kemarin, ratusan prajurit batalyon ini mengamuk di dalam markas dengan merusak rumah dinas Danyon 751 Letkol Inf Lambok Sihotang karena kesal hak-haknya seperti uang makan dan uang kesejahteraan lain dipotong.

Mereka juga jengkel komandannya mempersulit pemakaman jenazah seorang prajurit yang meninggal dunia akibat sakit.

Jenazah prajurit akan dimakamkan di Nabire, Papua, namun terkendala sewa pesawat mahal. Para prajurit lalu mengumpulkan uang agar jenazah dapat dimakamkan di Nabire.

Amuk prajurit reda setelah Pangdam XVII/Cinderawasih Mayjen TNI Azmin Yusri Nasution datang ke lokasi untuk berdialog dengan mereka dan berjanji memproses secara hukum Danyon 751.
(ANTARA)

Kronologi Keributan di Mako Yonif 751/BS

1. Ahad (26/4) Seorang Prajurit Kompi E Yonif 751/BS meninggal karena sakit.
- Anggota Kompi meminta izin kepada komandan untuk jenasah almarhum disemayamkan di Mako Yonif 751 sambil menunggu keberangkatan.
- Walau sempat tidak mendapat izin, namun akhirnya diizinkan Danyon, hingga akhirnya jenasah disemayamkan di Mako Yonif.
- Ketika diminati bantuan satuan untuk membiayai pengiriman jenazah ke Nabire, ditolak oleh Danyon
- Teman-teman angkatan mengumpulkan uang hingga Rp 42 juta untuk memberangkatkan jenasah almarhum Joko ke Nabire.
2. Rabu (29/4) sekitar pukul 06.00 Wit, prajurit bujang mogok tugas di Kompi A.
- Pukul 09.00 Wit sejumlah perwira mendatangi prajurit yang melakukan mogok dan berniat membubarkan mereka.
- Bukannya membubarkan diri, malah para prajurit marah kepada para perwira.
- Pukul 11.00 Wit Danyon datang ke mako dan menenangkan para prajurit serta mendengar keluhan mereka.
- Pukul 12.00 Wit prajurit Kompi E datang menggunakan 3 truk dan mengejar Danyon serta merusak beberapa fasilitas infrastruktur Dinas.
- Pukul 15.00 Wit anggota Kompi E hendak pulang namun ditahan oleh petugas piket di depan pos provost.
- Pukul 15.00 Wit hingga 16.30 Wit terdengar bunyi rentetan senjata secara terus menerus.
- Pukul 17.00 Wit Keadaan mulai kondusif kembali.
- Pukul 17.15 Wit Pangdam datang ke Mako Yonif 751/BS.
(Cenderawasih Pos)

Dansatgas Konga XXIII-C Sematkan Medali ke Kontingen Prancis

30 April 2009 -- Komandan Satuan Tugas Batalyon Infanteri Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL Letnan Kolonel Infanteri R Haryono mendapatkan kehormatan untuk menyematkan medali PBB ke prajurit Prancis, dalam sebuah acara Frenchbatt Medal Parade (Parade Medali Batalyon Prancis) di Frenchbatt UN POSN 2-45 A, Rabu (29/4/2009).






(Foto: Puspen TNI/okezone)

KRI Frans Kaiseipo Merapat di Jeddah

30 April 2009, Jeddah -- KRI Frans Kaiseipo merapat di Pelabuhan Islam Jeddah, Kamis (30/4). Sebanyak 80 awak kapal ini rencananya akan melakukan umroh.

Setelah mengikuti UN, murid SIJ plesiran ke KRI Frans Kaisepo di Pelabuhan Islam Jeddah.

Staf KBRI Riyad berbincang santai di atas KRI.

Perwira TNI AL menjelaskan kehebatan kapal KRI Jenis Korvet keempat yang dimiliki oleh TNI AL.

Perwira TNI AL menjelaskan spesifikasi dan kecanggihan kapal KRI Frans Kaisepo.
(Foto: Pensosbud KJRI Jeddah/Pembaca/detikFoto)

Monuc Ubah Tugas Satgas Kompi Zeni TNI

30 April 2009 -- Pimpinan tertinggi Monuc (misi PBB di Kongo) Letjen Babacar Gaye, Kamis (30/4/2009) pagi, berkunjung ke camp Kontingen Garuda XX-F, dan memerintahkan Komandan Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Mayor Czi Sugeng Haryadi Yogopranowo untuk mengubah prioritas tugas menjadi menyiapan lokasi bagi badan-badan kemanusiaan PBB serta pembuatan camp bagi pasukan Batalyon Infanteri Mekanis dari Negara Maroko.





(Foto: Puspen TNI/okezone)

Perwira Marinir Berlatih Penerjunan Tempur

29 April 2009, Surabaya -- Sebanyak 42 orang perwira siswa (pasis) Korps Marinir Akademi Angkatan Laut (AAL), menjalani program latihan dan praktik dasar penerjunan tempur.

Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto, di Surabaya, Rabu, mengatakan, program itu berlangsung selama satu bulan, yaitu pada tanggal 14 April-12 Mei 2009 di Kolatmar Juanda dan Perbukitan Raci, Kabupaten Pasuruan.

"Tujuan latihan penerjunan tempur ini adalah untuk menyiapkan para perwira agar nantinya memiliki kemampuan dalam kesiapan tugas operasi terjun sesuai dengan petunjuk penerjunan secara baik dan benar," katanya.

Sasaran dari latihan tersebut agar para pasis memiliki pengetahuan teori dan praktik prosedur persiapan dan pelaksanaan terjun tempur.

"Para perwira muda lulusan AAL ini harus dapat dan bisa menguasai apa yang telah mereka peroleh selama mengikuti pendidikan dasar ini," katanya.

Ia menegaskan, perwira-perwira muda itu diwajibkan menguasai kemampuan menjadi penerjun tempur sebagai bekal bergabung dalam Korps Marinir TNI AL.

Jurianto menyebutkan, materi pokok dari latihan ini adalah "ground training" dan praktik dasar penerjunan. Materi "ground training" itu, meliputi tata cara melipat dan mengepak parasut, latihan masuk pesawat, teknik keluar pesawat, teknik melayang, mengemudikan parasut, teknik mengatasi seretan angin, dan teknik mendarat.

"Sementara untuk praktik penerjunan, meliputi terjun lambat tanpa senjata, terjun lambat bersenjata, terjun cepat tanpa senjata, terjun cepat bersenjata, dan terjun malam," katanya menjelaskan.
(ANTARA JATIM)

KSAD Akan Kunjungi Markas Yonif 751 Karena Ratusan Tentara Mengamuk

Sejumlah anggota bataliyon 751 berunjuk rasa di depan Markas mereka di Sentani, Jayapura, Rabu (29/4). Mereka juga mengamuk dan menyerang markasnya sendiri dan melakukan tembakan serta merampas kamera wartawan, karena tidak puas terhadap kebijakan atasan. (Foto: ANTARA/ oka barta/ED/ama/09)

30 April 2009, Jayapura -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSDA) Jenderal TNI Agustadi Sasangko direncanakan akan mengunjungi Markas Yonif 751 di Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, Kamis pagi, tempat ratusan prajurit mengamuk karena hak-haknya dipotong oleh komandannya.

"Bapak KSAD semalam berangkat dari Jakarta dan pagi ini langsung ke Sentani untuk bertemu langsung dengan para prajurit," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Susilo di Jayapura, Kamis pagi.

Ia mengatakan, tidak ada agenda lain dari orang nomor satu di jajaran TNI AD itu kecuali untuk bertemu dengan jajaran Yonif 751.

Sebelumnya, ratusan prajurit batalyon ini mengamuk di dalam markas dengan merusak rumah dinas Danyon 751 Letkol Inf Lambok Sihotang, Rabu (29/4).

Mereka kesal karena hak-haknya seperti uang makan dan uang-uang kesejahteraan lainnya dipotong.

Selain itu mereka jengkel karena Danyon mempersulit pemakaman jenasah prajurit yang meninggal akibat sakit.

Jenasah prajurit akan dimakamkan di Nabire, Papua namun terkendala sewa pesawat mahal.

Para prajurit pun mengumpulkan uang agar jenasah itu dapat dimakamkan di Nabire.

Aksi prajurit itu dapat diredakan setelah Pangdam XVII/Cinderawasih Mayjen TNI Azmin Yusri Nasution datang ke lokasi untuk berdialog dengan mereka.

Pangdam berjanji akan memproses secara hukum Danyon 751.

Menurut Susilo, kasus ini terjadi karena ada komunikasi yang tersumbat antara prajurit dengan pimpinannya.

Susilo membenarkan bahwa sempat ada letusan senjata dalam kasus itu namun tidak menyebabkan jatuhnya korban.

"Ada lima kali senjata meletus tapi tidak ada yang luka," katanya.

Aksi itu tidak sampai ke luar markas hingga tidak menyebabkan ketakutan warga sekitar.
(ANTARA)

Wednesday, April 29, 2009

Pemerintah Kembali Didesak Tutup Namru-2

Pengamanan di Laboratorium NAMRU-2 sangat ketat. Tempat ini secara khusus merupakan wilayah hukum AS di tengah-tengah wilayah Indonesia.(Foto: fotoDetik/Fitraya Ramadhanny)

28 April 2009, Jakarta -- Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) kembali mendesak pemerintah supaya menutup laboratorium penelitian milik Angkatan Laut Amerika Serikat (Naval Medical Research Unit-2/Namru-2) di Jakarta.

Sebanyak 20 LSM dan organisasi masyarakat yang tergabung dalam "Front Usir NAMRU-2!" menyampaikan desakan tersebut dalam diskusi publik tentang peran NAMRU-2 di Jakarta, Selasa, sebagai reaksi terhadap surat pimpinan DPR kepada Menteri Luar Negeri tertanggal 19 Februari 2009 yang berisi permintaan agar pemerintah mengijinkan NAMRU-2 beroperasi kembali.

Revitriyoso Husodo, anggota Front dari Intitute For Global Justice, mengatakan keberadaan NAMRU-2 mengancam pertahanan negara sehingga harus diakhiri selamanya.

Sementara Pengamat Intelijen Wawan H Purwanto mengatakan bahwa hal yang dikawatirkan mengenai NAMRU-2 bukan hanya soal keberadaannya tetapi ketika peneliti asing membawa spesimen ke luar negeri.

"Kalau sudah lolos tidak bisa kita kontrol lagi," katanya serta menambahkan saat ini bahaya perang bukan lagi jenis perang yang terbuka tetapi perang kasat mata dengan senjata biologi dan kimia.

Dia menjelaskan pula bahwa seharusnya operasi NAMRU-2 berada dibawah kendali TNI namun kenyataannya meski saat pertama kali didirikan berada dibawah pengawasan Panglima Kostrad selanjutnya pengawasan laboratorium itu diserahkan ke Departemen Kesehatan.

Sikap pemerintah mengenai keberadaan laboratorium itu sendiri sebenarnya sudah disampaikan dengan jelas dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta pada 25 Juni 2008.

Departemen Luar Negeri, Departemen Kesehatan dan Departemen Pertahanan dengan tegas menyatakan bahwa laboratorium itu tidak merefleksikan kepentingan nasional, tidak memberikan manfaat bermakna bagi bangsa dan justru berpotensi membahayakan pertahanan negara.

Namun pada akhir rapat anggota Komisi I DPR RI yang selama rapat kerja berlangsung sebagian besar menyatakan kerjasama dengan NAMRU-2 tidak perlu dilanjutkan tidak satu suara menyatakan sikap.

Ketua Komisi I DPR RI Theo L Sambuaga, yang membacakan keputusan akhir komisi mengatakan Komisi I DPR RI memberikan tiga pilihan rekomendasi terkait kerjasama dengan NAMRU-2 kepada pemerintah yakni dihentikan, dihentikan untuk kemudian dievaluasi kembali sesuai dengan kepentingan nasional atau dievaluasi dan dilanjutkan dengan memperjuangkan persyaratan dalam perjanjian yang baru.
(ANTARA)

Prototipe SU-35 Terbakar


27 April 2009, Khabarovsk -- Prototipe pesawat tempur SU-35 Flanker terbakar saat melakukan lepas landas sekitar pukul 09.55 waktu Moskow (05.55 GMT), Minggu 26 April 2009 di lapangan terbang Dzemgi, ujar Vitaly Tyulkin juru bicara pabrik pesawat Komsomolsk-on-Amur. Pilot dilaporkan dapat menyelamatkan diri.

Menurut suatu sumber penyebab kecelakaan dimungkinkan gagalnya sistim pompa bahan bakar.




Pesawat ini merupakan salah satu dari tiga prototipe pesawat tempur baru, dikenal sebagai generasi 4++ menggunakan teknologi generasi kelima.
Sukhoi melaporkan di bulan Maret, sukses uji terbang melibatkan dua pesawat prototype serta diumumkan pengiriman pesawat tempur ke Angkatan Udara Rusia dan negara pelanggan tahun 2011.

Sukhoi berencana menambah pesawat prototype guna uji terbang di pertengahan tahun 2009 dan meningkatkan jumlah uji terbang hingga 150 – 160 kali.

RIA Novosti/@beritahankam

Tuesday, April 28, 2009

Vietnam Beli 6 Kapal Selam Kilo


27 April 2009, Moskow -- Galangan kapal Admiralty di St. Petersburg akan membuat 6 kapal selam diesel elektrik kelas Kilo pesanan Vietnam, dilaporkan harian bisnis Rusia Kommersant, Minggu, 26 April 2009.

Rosoboronexport segera menandatangani kontrak dan Galangan Kapal Admiralty ditunjuk memenuhi kontrak tersebut. Menurut sumber di Rosoboronexport, Rusia dan Vietnam telah menyetujui nilai kontrak 6 kapal selam tersebut senilai USD1.8 Milyar.

Saat ini Admiralty sedang membuat 2 buah kapal selam kelas Kilo Aljazair dikirimkan tahun 2009 dan 2010.

Pembelian 6 kapal selam ini akan menempatkan Angkatan Laut Vietnam sebagai operator kapal selam terbanyak di kawasan Asia Tenggara.

Kapal selam didisain untuk peperangan anti kapal selam dan anti kapal permukaan, serta untuk misi patrol dan pengamatan. Berat kapal mencapai 2300 ton, maksimum menyelam 350 m, jarak jelajah 6000 mil, diawaki 57 orang serta dipersenjatai 6 tabung torpedo 533 mm.

RIA Novosti/@beritahankam

Taifib-1 Marinir Latihan CQB

28 April 2009, Surabaya -- Sejumlah anggota anti teror pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan parameter sesaat sebelum melakukan pertempuran di ruang tertutup (close quarter battle/ CQB) di Bumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Selasa (28/4). Kegiatan tersebut merupakan latihan gultor (penanggulangan teroris) membantu Polri dalam rangka Pengamanan Pilpres 2009. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/mes/09)




Pesawat TNI AL Berhasil Dievakuasi

Sejumlah petugas berusaha mengevakuasi pesawat latih milik TNI Angkatan Laut jenis Tobago (TB-10) yang mendarat darurat dan jatuh di Muara Sungai Silandak, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/4). Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 10.30 wib dengan pilot dan satu awak di dalam pesawat selamat. (Foto: Kompas/P Raditya Mahendra Yasa)

28 April 2009, Jakarta -- Tim gabungan TNI/Polri dan PT Angkasa Pura berhasil mengevakuasi pesawat latih TNI Angkatan Laut Tobago/TB-10 yang jatuh di sekitar Pantai Maron, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/4).

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, mengatakan, kini seluruh badan pesawat sudah berada di hanggar Pangkalan Udara (Lanud) Ahmad Yani, Semarang.

Setelah evakuasi berhasil, maka mulai besok (Rabu, red) tim investigasi dari Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) akan segera bekerja, katanya, ketika di konfirmasi ANTARA.

Pesawat latih milik TNI AL jenis Tobago/TB-10 bernomo register L-208 melakukan pendaratan darurat di Pantai Maron, Semarang, karena mengalami gangguan mesin saat melaksanakan latihan terbang Perwira Siswa Penerbang Angkatan XVII Sekolah Penerbangan Komando Pendidikan dan Pengembangan TNI AL (Kobangdikal) pada pukul 09.40 Wib.

Sebelumnya pesawat tersebut berada di dalam sungai. Untuk menarik badan pesawat tersebut, petugas menggunakan dua buah traktor. (Foto: detikFoto/Triono Wahyu Sudibyo)

Pesawat tinggal landas dari runway 13 Lanud Ahmad Yani pada pukul 09.00 Wib dan saat melaksanakan di "left down wind runway" 13, pesawat diperintahkan untuk "extend down wind" oleh menara kontrol namun pesawat mengalami kegagalan mesin (engine failure) sehingga pilot mengambi memutuskan untuk melaksanakan pendaratan darurat kurang lebih 200 meter dari runway 13.

Akibatnya pilot Letkol Laut (P) Imam Musani sekaligus instruktur dan Perwira Siswa (Pasis) Penerbang Lettu Laut (P) Ruby Mohtar mengalami luka-luka dan kini dirawat di Rumah Sakit Pusnerbad, Semarang.

Iskandar menambahkan, Pasis Dikbang Kobangdikal yang melakukan latihan terbang berjumlah 10 orang, antara lain Lettu Laut (P) Ruby melaksanakan latihan terbang pre solo.

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk melanjutkan program terbang para siswa Dikpabang setelah melewati program "ground school" dan flight "simulator training" di Juanda, Surabaya.

Ia mengemukakan, para siswa tersebut akan melaksanakan latihan terbang secara intensif di Semarang dibawah kendali Sekolah Penerbangan Kobangdikal. Kesepuluh siswa itu dilatih dengan menggunakan pesawat latih Tobago-10 untuk menjadi penerbang yang sesungguhnya.

"Sebelum berangkat ke Semarang, sejumlah siswa tersebut telah dibekali dengan latihan terbang selama lima jam dengan pesawat yang sama di Juanda, Surabaya," tuturnya.

Mengingat padatnya lalulintas udara di Bandara Juanda, maka untuk memenuhi silabi para Siswa Penerbang secara efektif, kegiatan tersebut dialihkan ke Lapangan Udara Achmad Yani, Semarang selama sekitar dua minggu.

Pesawat Tobago dari Skuadron 200 Pusat Penerbangan TNI AL adalah buatan Socata, Prancis dan resmi sebagai pesawat latih TNI AL pada 30 Nopember 2005.

Tobago/TB-10 memiliki panjang 25,43 kaki, lebar 32,84 kaki, tinggi 9,91 kaki dan berat maksimal 1.060 kg.
(ANTARA)

TNI Tambah Satu Kompi Pasukan ke Lebanon


27 April 2009, Jakarta -- TNI akan mengirim satu kompi lagi pasukan khusus ke Lebanon untuk bergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di negara itu (UNIFIL).

Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Senin, mengungkapkan, satu kompi pasukan khusus itu terdiri atas Detasemen Khusus (Densus) 81 Penggulangan Teror, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dan Detasemen Bravo-90.

"Kami berharap semua dapat berjalan lancar, hingga dapat mengemban amanat PBB dengan baik. Terkait itu, semua akan dikoordinasikan dengan seluruh pihak terkait, mengingat mengirim pasukan ke sana memerlukan dukungan yang tidak sedikit," katanya.

TNI, lanjut Sagom, sangat berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan PBB dengan menjadi bagian dari misi perdamaian di PBB.

"Tetapi tetap kita akan pertimbangkan lebih matang lagi, karena ini menyangkut kesiapan kita secara keseluruhan tidak saja personel tetapi juga alat utama sistem senjata yang akan dipergunakan," ungkapnya.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Departemen Luar Negeri Fikry Cassidy mengatakan, penambahan satu kompi pasukan khusus TNI ke Lebanon, itu sudah disampaikan langsung oleh PBB ke Pemerintah Indonesia.

Rencananya, satu kompi pasukan khusus TNI itu akan dikirim ke Lebanon pada Mei 2009. "Tetapi semua masih kita matangkan lagi, menyangkut dukungan yang diperlukan baik untuk personel dan alutsista yang akan digunakan," katanya, menambahkan.

Hingga saat ini, jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL mencapai 1.245 personel dari sekitar 13.000 pasukan UNIFIL dari 28 negara. "Indonesia merupakan negara ketiga di UNIFIL dengan jumlah personel terbanyak," ungkap Fikry.
(ANTARA)

Latihan Pengamanan ADB


27 April 2009, Denpasar -- Beberapa personil TNI melakukan latihan dalam rangka persiapan pengamanan pertemuan tahunan Asian Development Bank (ADB), di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Senin (27/4). Sidang Tahunan ke-42 ADB (Asian Development Bank) yang akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali tanggal 2 s/d 5 Mei 2009, akan melibatkan 3000 delegasi meliputi gubernur bank sentral, menteri keuangan, dan akademisi. FOTO ANTARA/Satya Bati/ed/mes/09.

KRI Todak-803 Patroli di Perairan Kalbar


27 April 2009, Pontianak -- Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Pontianak, Kolonel laut (P) Trikora Hardjo (kiri) didampingi Komandan KRI Todak-803, Mayor laut (P) Iswantono melihat wilayah hukum Lanal Pontianak dengan binokular, di Ruang Kendali KRI Todak-803 di perairan Kalbar, Senin (27/4). TNI AL terus melakukan koordinasi patroli pengamanan wilayah perairan Indonesia hingga perbatasan dengan negara lain, untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/09)

Monday, April 27, 2009

Empat Peswat Hawk Mendukung Operasi Ambalat di Tarakan


27 April 2009, Balikpapan -- Untuk mengamankan wilayah perbatasan antara Malaysia dan Indonesia, sebanyak empat Pesawat disiagakan di Tarakan. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung Operasi ambalat yang sedianya setiap tahun selalu digelar. Hal ini dilakukan oleh TNI AU untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terutama di daerah perbatasan.

Operasi ambalat ini didukung oleh personil dari Skadron 1 Pontianak, Lanud Balikpapan dan satuan radar 225 Tarakan. Selain itu Pemkot Tarakan juga membantu.

Operasi ambalat ini didukung oleh 4 Hawk seri 100 dan 200 dan berlangsung selama 5 hari. Personil pendukung dan pesawat pendukung telah berdatangan sejak 26 April dan akan diakhiri pada tanggal 1 Mei 2009.
(Pentak Lanud Balikpapan)

Tujuh Kapal Ilegal Ditangkap Serentak

KRI Sanca-815 salah satu kapal patroli TNI AL

27 April 2009, Jakarta -- TNI AL berhasil menangkap tujuh kapal ikan ilegal secara serentak di beberapa wilayah perairan Indonesia, Jumat (24/4). Ketujuh kapal itu adalah LCT Timau, KM Bintang Berlian-I, KM Sinar Andalan, KM Mustika Bahari, KM Sari Bukti-A, KM Alam Mina, dan KM Sinar Samudera-I.

"Semuanya dibawa ke pangkalan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Iskandar Sitompul dalam siaran pers yang diterima redaksi.

Kebanyakan kapal tidak bisa menunjukkan dokumen legal, termasuk LCT Timau. Muatan kapal macam-macam. KM Bintang Berliang-I bermuatan 1.100 ton garam. Lima kapal lainnya, berisi ikan sebanyak 88 ton.
(Jurnal Nasional)

Sunday, April 26, 2009

Pendaratan Amphibi Marinir di Pantai Mapalus Bitung Sulut

BITUNG, 24/4 - KIRAB. Seorang Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) melakukan atraksi ketangkasaan saat kirab kota di Bitung, Sulawesi Utara, Jumat, (24/4) Kedatangan para taruna AAL di kota tersebut untuk mendukung pelaksanaan latihan perang pendaratan amfibi oleh pasukan Marinir. (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ama/09)

BITUNG, 25/4 - PENDARATAN AMPHIBI. Sejumlah anggota Marinir keluar dari tank amphibi pada latihan tempur pendaratan amphibi marinir di pantai Mapalus, Bitung Sulawesi Utara, Sabtu ( 25/4). Latihan yang diikuti Taruna Angkatan Laut dari Korps Marinir tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para Taruna TNI AL serta menguji kemampuan peralatan perang amphibi. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/ama/09)

Seorang anggota Marinir memberi komando kepada rekan-rekannnya untuk melakukan penyerangan ke markas musuh. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/ama/09

Sejumlah anggota Marinir melakukan penyerangan ke markas musuh.(Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/ama/09)

Seorang anggota Marinir berlindung saat terjadi ledakan pada latihan tempur. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/ama/09)

Open Ship KRI Todak-803 di Lanal Pontianak

KRI Todak 803

PONTIANAK, 26/4 - CINTA BAHARI. Sejumlah karateka cilik dari Inkai, mendengarkan penjelasan dari dua ABK samping sekoci KRI Todak-803 yang sandar di Dermaga Lanal Pontianak, Kalbar, Minggu (26/4). Kegiatan dalam rangka Open Ship atau kunjungan ke kapal KRI Todak-803 tersebut, bertujuan untuk mengenalkan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL dan menumbuhkan jiwa cinta bahari pada anak-anak sejak dini. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/nz/09)